
Dinamika masyarakat kontemporer menghadirkan ketegangan antara pelestarian nilai-nilai tradisional dan tuntutan keadilan gender yang semakin menguat. Di banyak komunitas, norma-norma adat yang telah mengakar berabad-abad seringkali menempatkan perempuan dalam posisi subordinat melalui praktik-praktik seperti pembatasan akses pendidikan, pernikahan dini, sistem waris diskriminatif, dan marginalisasi dalam pengambilan keputusan publik. Ketika praktik-praktik ini dikritisi dari perspektif keadilan gender, muncul resistensi dengan argumen bahwa tradisi merupakan identitas budaya yang harus dilindungi dari pengaruh nilai-nilai universal yang dianggap sebagai imperialisme Barat.
Dilema ini memunculkan pertanyaan fundamental tentang relativitas norma: sejauh mana norma-norma tradisional dapat dipertahankan ketika berbenturan dengan prinsip kesetaraan dan hak asasi manusia, siapa yang memiliki otoritas untuk mendefinisikan tradisi mana yang perlu dilestarikan atau ditransformasi, dan bagaimana memastikan suara perempuan tidak terpinggirkan dalam diskursus ini. Kompleksitas dialektika antara pelestarian tradisi dan implementasi keadilan gender ini menuntut pendekatan yang tidak dikotomis, melainkan dialogis yang mengakui bahwa tradisi bukanlah entitas statis namun dapat direinterpretasi sesuai tuntutan zaman tanpa jatuh pada relativisme moral ekstrem atau universalisme yang mengabaikan konteks lokal.
Kami mengundang Anda untuk menyimak podcast spesial bertema “Relativitas Norma dalam Dialektika Tradisi dan Keadilan Gender” yang menghadirkan percakapan mendalam tentang isu krusial ini pada :
Hari dan Tanggal : Jum’at, 31 Oktober 2025
Narasumber : Cholida Hanum, M.H (Dosen Fakultas Syariah UIN Salatiga, Asosiasi Studi Wanita dan Gender Indonesia)
dan akan dipandu oleh Host : Dr. Fachry al-Azami (Dosen Pascasarjana UIN Salatiga)
Simak podcast ini di chanel youtube Pascasarjana UIN Salatiga, dan mari bersama-sama menjadi bagian dari percakapan yang mengubah cara kita memandang tradisi, budaya, dan keadilan. Dengarkan, renungkan, dan jadilah agen perubahan menuju masyarakat yang lebih adil dan bermartabat.
