Membongkar Anatomi Politik Muslim dan Hindu Bali: Pengorganisasian Internal Kelas Penguasa
Topik ini akan membahas mengapa Hindu, meskipun menjadi minoritas di Indonesia, bisa menjadi mayoritas di Bali dan bagaimana sampai hari ini bisa mempertahankan eksistensinya.
Namun yang sering terlewatkan dalam kajian, Penduduk Muslim yang mengalami realitas sebaliknya – mayoritas di Indonesia, namun minoritas di Bali – juga perlu dipertanyakan mengapa mereka tidak bisa menjadi mayoritas seperti di wilayah Jawa, misalnya, namun perannya sangat penting bagi (Kerajaan) Bali. Diskusi ini akan mengupas hal-hal di atas dan menunjukkan secara tidak langsung Muslim di Bali juga terpengaruh pada sistem pengorganisasian internal kelas penguasa versi Hindu Bali.
Yuk simak selengkapnya dalam sesi diskusi online CEPaSo. Jangan sampai ketinggalan ya !!
Dinamika masyarakat kontemporer menghadirkan ketegangan antara pelestarian nilai-nilai tradisional dan tuntutan keadilan gender yang semakin menguat. Di banyak komunitas, norma-norma adat yang telah mengakar berabad-abad seringkali menempatkan perempuan dalam posisi subordinat melalui praktik-praktik seperti pembatasan akses pendidikan, pernikahan dini, sistem waris diskriminatif, dan marginalisasi dalam pengambilan keputusan publik. Ketika praktik-praktik ini dikritisi dari perspektif keadilan gender, muncul resistensi dengan argumen bahwa tradisi merupakan identitas budaya yang harus dilindungi dari pengaruh nilai-nilai universal yang dianggap sebagai imperialisme Barat.
Dilema ini memunculkan pertanyaan fundamental tentang relativitas norma: sejauh mana norma-norma tradisional dapat dipertahankan ketika berbenturan dengan prinsip kesetaraan dan hak asasi manusia, siapa yang memiliki otoritas untuk mendefinisikan tradisi mana yang perlu dilestarikan atau ditransformasi, dan bagaimana memastikan suara perempuan tidak terpinggirkan dalam diskursus ini. Kompleksitas dialektika antara pelestarian tradisi dan implementasi keadilan gender ini menuntut pendekatan yang tidak dikotomis, melainkan dialogis yang mengakui bahwa tradisi bukanlah entitas statis namun dapat direinterpretasi sesuai tuntutan zaman tanpa jatuh pada relativisme moral ekstrem atau universalisme yang mengabaikan konteks lokal.
Kami mengundang Anda untuk menyimak podcast spesial bertema “Relativitas Norma dalam Dialektika Tradisi dan Keadilan Gender” yang menghadirkan percakapan mendalam tentang isu krusial ini pada :
Hari dan Tanggal : Jum’at, 31 Oktober 2025 Narasumber : Cholida Hanum, M.H (Dosen Fakultas Syariah UIN Salatiga, Asosiasi Studi Wanita dan Gender Indonesia)
dan akan dipandu oleh Host : Dr. Fachry al-Azami (Dosen Pascasarjana UIN Salatiga)
Simak podcast ini di chanel youtube Pascasarjana UIN Salatiga, dan mari bersama-sama menjadi bagian dari percakapan yang mengubah cara kita memandang tradisi, budaya, dan keadilan. Dengarkan, renungkan, dan jadilah agen perubahan menuju masyarakat yang lebih adil dan bermartabat.
PODCASTLOGIA: Transformasi Digital Forum Kajian Akademik Pascasarjana UIN Salatiga
Dalam lanskap pendidikan tinggi yang terus berevolusi di era digital, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menghadirkan terobosan inovatif melalui digitalisasi forum kajian akademik dalam format podcast yang diberi nama Podcastlogia. Inisiatif progresif ini merepresentasikan konvergensi antara tradisi keilmuan Islam yang mendalam dengan dinamika teknologi komunikasi kontemporer, menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih inklusif, fleksibel, dan menjangkau khalayak luas.
Podcastlogia merupakan manifestasi dari komitmen Pascasarjana UIN Salatiga dalam mendesiminasikan wacana akademik berkualitas tinggi melalui medium audio digital yang mudah diakses. Platform ini mentransformasi forum kajian akademik konvensional—yang sebelumnya terbatas pada ruang dan waktu—menjadi konten edukatif yang dapat didengarkan kapan saja dan di mana saja. Sebagai universitas Islam berkelas dunia, UIN Salatiga melalui program Pascasarjananya yang menaungi lima Program Studi Magister dan satu Program Studi Doktoral, memanfaatkan podcast sebagai instrumen diseminasi nilai-nilai keagamaan, keindonesiaan, dan kemanusiaan ke ranah yang lebih luas.
Kehadiran Podcastlogia menjawab kebutuhan akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum akan akses terhadap diskursus ilmiah yang mendalam namun tetap komunikatif. Melalui format audio yang engaging, podcast ini menyajikan kajian-kajian multidisipliner yang mencakup Pendidikan Agama Islam, Hukum Keluarga Islam, dan berbagai isu kontemporer lainnya. Pendekatan ini sejalan dengan tren global dimana podcast telah menjadi media pemenuhan kebutuhan informasi di era disruptif, menawarkan fleksibilitas bagi auditori learners yang menyerap informasi lebih efektif melalui pendengaran.
Podcastlogia bukan sekadar adopsi teknologi, melainkan strategi komunikasi akademik yang terukur. Platform ini memfasilitasi dialog intelektual antara profesor berpengalaman, peneliti, mahasiswa, dan praktisi, menciptakan ruang diskusi yang demokratis dan dapat diakses oleh siapa saja yang memiliki keingintahuan intelektual. Dengan demikian, Podcastlogia memperluas jangkauan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis riset—salah satu misi utama Pascasarjana UIN Salatiga sejak tahun 2010—melalui saluran komunikasi yang relevan dengan gaya hidup digital masyarakat kontemporer.
Terobosan ini juga merefleksikan visi institusional UIN Salatiga dalam membangun kepemimpinan akademik di tingkat internasional. Podcastlogia menjadi jembatan antara produksi pengetahuan akademis dengan kebutuhan riil masyarakat, menjadikan riset dan kajian ilmiah tidak hanya tersimpan dalam jurnal akademik, tetapi juga bergulir menjadi wacana publik yang konstruktif. Dengan konten yang ter-update secara berkala, mudah diakses, dan berkualitas tinggi, Podcastlogia memposisikan Pascasarjana UIN Salatiga sebagai pelopor dalam digitalisasi pendidikan tinggi Islam di Indonesia.
Melalui Podcastlogia, batas-batas fisik kampus di Jalan Tentara Pelajar No. 2 Salatiga melampaui geografis, menjangkau pendengar dari berbagai penjuru nusantara bahkan dunia. Ini adalah manifestasi konkret dari transformasi digital dalam dunia akademik—dimana ilmu pengetahuan tidak lagi berjarak, melainkan mengalir bebas dalam bentuk yang lebih demokratis, aksesible, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
